Simon Sali (kiri) dan Simon Mile (kanan) |
PMTINEWS.com, Makassar l Kepala Bidang Luar Negeri Pengurus Pusat PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia), Ir. Dewi Sartika Pasande, M.Sc, tampaknya tidak main-main dalam memperjuangkan nasib 2 pelaut Toraja yang dikabarkan terkatung-katung di Pelabuhan Tabaco, Filipina, seperti dirilis media ini sebelumnya.
Kedua pelaut warga Toraja ini, yakni Simon Sali dan Simon Mile, bekerja di kapal Taiwan bermama MV. SKY FORTUNE. Kapal berbendera Panama dengan bobot mati (dead weight) 6.903 MT ini diawaki 17 pelaut dan 6 diantaranya berkebangsaan Indonesia. Ke-17 ABK tersebut dikabarkan belum menerima gaji hingga sekarang.
"Pihak KBRI Manila sudah menjawab email dan kami komunikasi langsung lewat WA resmi KBRI dihendel oleh Pak Wawan," ujar Dewi yang juga Dirut PMTINEWS.COM, dalam WA Group Pengurus Pusat PMTI, siang, hari ini (21/3). Dalam jawaban email, pihak KBRI telah menerima laporan dan mengumpulkan data dari para ABK. Juga menghubungi agen dari perusahaan terkait kontrak yang diberikan.
Pesan WA pihak KBRI |
Namun memang terjadi penolakan diskusi dari pihak agen, yakni agen Mario. Agen ini menolak memberi keterangan. Di sisi lain, menurut pihak KBRI, kapten kapal belum bisa memberikan legalitas seperti sertifikat kapal, nama kapal, nama perusahaan, alamat dan contact agen lain untuk proses pemeriksaan internal.
"Kami memahami posisi ABK dan keluarga saat ini. Saat ini laporan masih terus ditindaklanjuti. Serta kami upayakan untuk selesai dalam waktu dekat," tutur Wawan. Perjalanan dari KBRI Manila ke Tabaco, tempat para pelaut dan kapal, memakan waktu 10 jam drive. Pihak KBRI masih membicarakan Staf Kedubes yang akan berangkat ke Tabaco. (nur-rum/erlin)