Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

KBRI Manila Masih Berjuang Bantu Dua Pelaut Toraja

Minggu, 03 April 2022 | April 03, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-03T13:33:08Z

Simon Mile bersama Istri dan Ketiga Putrinya. (dok.ist)

PMTINEWS.com, Jakarta l Dua pelaut Toraja yang terkatung-katung di Filipina, yakni Simon Mile dan Simon Sali, masih dalam penanganan pihak Kedutaan Besar RI di Manila, Filipina. Tim KBRI terdiri dari Isman Pasha dan Dwi Monica Meistasari dengan didampingi 2 staf KBRI berkebangsaan Filipina, telah diterjunkan ke Albay/Pelabuhan Tabaco, baru-baru ini. 


Tim selain menemui pihak Otoritas Pelabuhan, juga berjumpa dengan enam orang pelaut berkebangsaan Indonesia. Dua diantaranya putra Toraja. Ke-6 pelaut tersebut, seperti diberitakan media ini sebelumnya, bekerja di kapal milik Taiwan berbendera Panama, MV. SKY FORTUNE. Mereka belum mendapat gaji selama tiga bulan. Tim telah melihat langsung kondisi para pelaut di atas kapal. 


Dari kedatangan tim hingga sekarang belum jelas tindaklanjutnya. Agus Wijoyo, Dubes Indonesia untuk Filipina, ketika dihubungi malam ini, mengatakan, urusan itu kini ditangani Isman Pasha, Minister Counsellor KBRI. "Sudah ditangani Pak Isman," kata Dubes. Menurut Isman, lewat pesan WA, KBRI terus melakukan upaya terbaik bagi semua Pelaut Indonesia. Namun prosesnya memerlukan waktu karena banyak pihak yang terkait dan tidak hanya di Filipina. 


Ditanya mengapa sampai prosesnya lambat, Isman menjawab tidak mudah. "Pihak perusahaan di Hongkong, Agen perusahaan, Asuransi kapal, juga terlibat. Pihak di Filipina bukan hanya di Imigrasi di daerah, tapi juga pihak Syahbandar, Pasukan Penjaga Pantai, Dinas Kesehatan Pelabuhan, Dinas Karantina, Polisi, Kementerian Luar Negeri dan lain-lain. Pengaturan hal2 tersebut dilakukan otoritas setempat yang punya kewenangan masing-masing. Kalau pemilik kapalnya atau kejadiannya di Indonesia akan jauh lebih mudah," jelas Isman. 


Simon Mile, seorang dari pelaut Toraja, saat dihubungi, via telepon genggam, Sabtu kemarin, mengeluhkan kondisinya saat ini. "Tim dari KBRI sudah datang dan melihat langsung keadaan kami di sini. Soalnya dua orang anak saya kuliah. Yang satu sudah mau selesai, yang satunya lagi baru semester lima. Susah saya rasa, ini yang bikin pusing saya," ungkap pria yang akrab disapa Pong Enjel ini.


Simon berharap, pemerintah lewat KBRI di Manila agar lebih maksimal membantu. "Sebenarnya kuncinya itu di pemerintah kita. Kalau pemerintah push tidak ada masalah, pasti cepat. Sama dengan masalah gaji kalau pemerintah tekan, agen mau bilang apa, pasti mereka takut," tuturnya. Simon bercerita, tim datang untuk mengumpulkan data dan melihat keadaan yang sebenarnya.


Istri Simon Mile, Ny. Rochmah, kepada awak media, malam ini, juga mengeluhkan nasib suaminya yang belum jelas saat ini. "Prosesnya lama juga ya, sementara kami kasihan sudah tidak berdaya. Mana anak lagi butuh dana untuk uang kuliah mereka. Baru kondisi di kapal tidak layak untuk mereka hidup. Soalnya lingkungan di kapal bau tidak enak. Tim pasti juga mencium itu waktu datang. Makanya kalau saya yang penting dia terima gajinya yang tiga bulan baru pulang ke Indonesia. Biarmi kami yang tanggung ongkos pulang," ucap Mama Enjel di balik telepon. (rus)

×
Berita Terbaru Update