 |
| Opy Sanda, di tengah-tengah diskusi lepas di Warkop Olala, Boulevard, Makassar. Hadir Victor Palinggi (samping kiri Opy) dan Rony Rumengan serta yang lain. (dok.ist) |
PMTINEWS.com, Makassar l Konsolidasi PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia) mulai dari pusat hingga daerah, tampaknya terus berjalan. Hal ini terlihat dari kunjungan Ketua Umum Pengurus Pusat PMTI Mayjen TNI (P) Yulius Selvanus Lumbaa ke beberapa daerah dan disambut positif serta meriah para pengurus PMTI setempat, IKT, KKT serta lainnya.
Terkini, kunjungan Ketum PP PMTI ke Palu dan Morowali Utara, Sulteng, baru-baru ini. Meski masih terdapat riak-riak terkait penamaan ormas Toraja di tingkat lokal, namun di beberapa daerah pemakaian nama PMTI makin kencang. Khusus di Sulsel, pembentukan PMTI Provinsi memang sangat dibutuhkan dan mendesak. Pasalnya, ormas lain seperti Kombongan hanya untuk area Makassar.
Bagaimana dengan daerah lain di Sulsel yakni kabupaten/kota yang ada. "Misalnya warga Toraja di Bulukumba atau Bantaeng atau daerah lainnya. Organisasi mana yang mau layani dan sentuh kesana kalau bukan dengan PMTI. Misalnya ada satu atau dua warga Toraja domisili di daerah itu, sementara tidak ada ormas Toraja menaungi mereka, ya mau tidak mau PMTI Provinsi yang turun tangan," ujar Drs Rony Rumengan.
Karena itu, Rony yang juga Ketua YAPITO (Yayasan Peduli Tondok Toraya) ini mengatakan, sudah saatnya PMTI Wilayah Sulsel dibentuk dan hadir. "Dan saya pikir Sulsel harus jadi barometer setelah pusat, karena komunitas Toraja sebagai subjek dan warga dari PMTI basisnya berada di Sulsel. Setelah itu baru PMTI daerah lain," jelas Pimpinan Umum PMTINEWS ini.
Diskusi soal ini terungkap dalam bincang-bincang warga Toraja di Warkop Olala di kawasan Boulevard, Panakukang Mas, yang juga dihadiri pemuka masyarakat Toraja yang berdiam di Makassar, Kolonel TNI (P) Victor Sagala Palinggi, SH, MH, Jumat (10/6) malam. Mantan Kakumdam XVII/Cenderawasih ini menyambut positif ide pembentukan PMTI Sulsel ini.
Untuk memimpin PMTI Sulsel disebut-sebut satu nama yang digadang jadi ketua, yakni Herman Opy Sanda, S.Pi. Owner Bus Primadona ini dinilai sangat layak menduduki jabatan tersebut. Selain berkompeten, Opy dinilai representatif serta mampu mengakomodir berbagai kepentingan utara-selatan atau Torut dan Tator serta lainnya.
Mendengar nama Opy, Victor alias Pekky, menyambut baik. Komunikasi pun terbangun dengan menghubungi yang bersangkutan. Pekky minta Opy untuk meluncur ke Warkop Olala tanpa menyebut maksud kedatangan. Setelah menjelaskan sedikit, Pekky lalu menawarkan kepada Opy untuk jadi ketua jika diminta.
Opy sendiri, di tengah diskusi, pada prinsipnya tidak menolak. "Secara konsep saya sangat dukung, tapi untuk misalnya ya selesai 2024 bolehlah. Saya kan ikut partai dan ada penugasan dari partai, itu ya sebagai anggota dari satu organisasi ya kita taat. Tapi pada prinsipnya kalau hati dan jiwa saya sangat Toraja, bagaimana Toraja ini bisa betul-betul berbicara," timpalnya. (rus)
