PMTINEWS.com, Jakarta l Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menerima kedatangan sejumlah warga masyarakat Toraja yang berdiam di Jakarta. Mereka diterima di Mess Pemda Jawa Tengah, Jl Darmawangsa VIII No. 26, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6) pagi. Tampil sebagai juru bicara, David Allorerung.
David memperkenalkan satu persatu warga masyarakat Toraja yang datang. "Pak Ganjar kami dari komunitas orang Toraja punya kerinduan bagaimana negara ini kedepan, sejarah mencatat bahwa Toraja satu-satunya daerah yang tidak berhasil dikuasai oleh gerombolan dan terjadi dua kali yaitu tahun 1953 dan 1958," tutur David Allorerung mengawali pembicaraan.
Pertama, orang Toraja benar-benar NKRI, kedua karena solidaritasnya berakibat kuatnya persatuan dan kesatuan. "Salah satu contoh di Sulawesi Selatan yang maju jadi gubernur atau pun jadi walikota di Makassar pasti menang, terbukti sudah empat periode orang Toraja selalu jadi penentu kemenangan," tambah David Allorerung.
Komunitas orang Toraja juga termasuk pionir di beberapa wilayah di Papua. Mereka merambah hingga ke pelosok, biasanya sebagai guru, perawat bahkan dokter. Kondisi ini berlangsung hingga sekarang. Ada dari mereka jadi korban KKB
Pada Pilpres 2019 dukungan atas Joko Widodo di Tana Toraja 92%, sedang di Toraja Utara 95%. Ini karena sensitivitas soal Bhineka Tunggal Ika. Namun kontribusi dukungan ini tidak sepenuhnya membawa nilai tambah bagi Toraja. Masalah pariwisata masih 'agak terbelakang'.
"Dulu sebelum bom Bali tujuan wisata nomor dua itu Toraja dan itu tercatat dimana-mana namun sayang Toraja tidak pernah masuk dalam kategori tujuan destinasi wisata di Indonesia, padahal tinggal dipoles sedikit saja dan pasar di luar sana mengakui tapi persoalan aksesibilitas," ucap David.
Syukur, Presiden Joko Widodo membangun Bandara Buntu Kuni di Tana Toraja, namun baru pesawat jenis ATR yang bisa mendarat. "Kami bayangkan kalau Ibu Kota Nusantara (IKN) jadi di Kalimantan maka Toraja termasuk lokasi yang paling strategis baik dalam pengembangan pertahanan nasional maupun pengembangan pariwisata nantinya, itu kira-kira gambaran orang Toraja sebenarnya dimana dan tahapan-tahapan kedepan dan pengembangan wilayah," pungkas David.
Merespon ini, Ganjar Pranowo yang kini berada di tiga besar elektabilitas Capres 2024 sesuai hasil survei, mempertanyakan populasi dan penyebaran suku Toraja di Sulsel. "Toraja itu dalam kesukuan terdiri dari berapa kabupaten ?," tanya Ganjar. Suku Toraja di zaman Belanda terpecah-pecah dan berada di beberapa kabupaten. Mulai dari Mamasa, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Bahkan hingga Luwu, yakni Palopo, Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Diantara yang hadir terdapat nama Charles, rekan Ganjar Pranowo. Ia mengenang nostalgia bersama Ganjar saat berkunjung ke Makassar. "Kalau Pak Ganjar ini jadi presiden nanti, beliaulah presiden pertama yang sempat menjadi sopir saya," canda Charles yang juga Ketua DPD PDIP Sulbar.
Ganjar Pranowo menyinggung soal ideologi dan dukungan partai politik serta ormas terhadap dirinya saat mencalonkan diri jadi Gubernur Jateng. Seperti dukungan NU, PKB dan PKS. Soal Toraja, Ganjar mengatakan, sejak dulu ingin sekali ke Toraja. "Belum kesampaian hingga sekarang," timpalnya.
Terkait pariwisata, perlu referensi atau berbagi ilmu tentang bagaimana memajukan wisata. "Kalau bercanda sih, bila parawisata tidak maju bupatinya ngapain aja ya," ketus Ganjar
Ia juga menceritakan tentang pembangunan infrastruktur Salatiga saat Jokowi membangun jalan tol. Alhasil, rute Salatiga- Semarang sekarang ditempuh dalam waktu 45 menit-satu jam serta tidak macet lagi. Zaman dulu Yogyakarta lebih dikenal kota yang paling toleran, tetapi kini bergeser ke Salatiga. (top/rus)