 |
| Undangan Deklarasi IKaT Nusantara |
PMTINEWS.com, Jakarta l IKaT Nus (IKaT Nusantara) yang sejauh ini hanya menjadi wacana bahkan isu, segera menjadi kenyataan. Jika tak ada aral melintang, wadah baru Sangtorayan ini, berdasarkan undangan yang beredar, dijadwalkan akan dideklarasi tanggal 1 Oktober 2022, pukul 10.00 WIB, bertempat di Opus Ballroom 3 & 4, Lantai Dasar, Gedung The Tribata, Jl. Darmawangsa III No. 2, Pulo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Undangan deklarasi yang ditandatangani, masing-masing, Ketua Panitia Drs April Bulo dan Sekretaris Panitia Barto Tangdibali, dengan diketahui Irjen Pol (P) Drs Frederik Kalalembang, ditujukan kepada Pengurus IKAT, IKT, KKT, Kastor, Hikmat, Kombongan atau sebutan lainnya. Hal ini sebagai tindak lanjut aspirasi pengurus kerukunan Toraja dari daerah seluruh Indonesia.
Aspirasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan memberi mandat kepada perantau Toraja di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) untuk membentuk wadah pada tingkat pusat yang kemudian diberi nama IKaT Nus. Undangan hadir dengan berpakaian batik/daerah berdomisili dan bernuansa Toraja. "Saya kira kita welcome saja, tidak ada masalah. Masing-masing jalan dan tidak saling mengganggu," respon Oktanius Lamba alias Oscar, salah satu Ketua Bidang PW PMTI Sulsel yang dikenal lugu dan lugas ini.
Menurut Oscar yang juga pengusaha muda Toraja ini, keinginan membentuk wadah baru itu tidak bisa dibendung di alam demokrasi seperti Indonesia. "Kalau kemudian itu terbentuk ya memang faktanya seperti itu, apakah kita mau larang bilang jangan bentuk kan tidak mungkin. Jadi kalau saya tergantung apa yang dilakukan, bagaimana kerja-kerja nyata sampai ke akar rumput, apa yang dirasakan akar rumput Sangtorayan di bawah dengan kerja-kerja nyata itu. Pada akhirnya itu yang akan melegitimasi wadah yang dibentuk, doing the action, not talking only," bebernya, saat ditemui di Apartemennya di belakang Ramayana Mall, Makassar, Minggu (25/9) malam.
Oscar mencontohkan, PMTI Wilayah Sulawesi Selatan yang kini mengakselerasi jalannya sendiri dengan melakukan aksi-aksi sosial sangtorayan. "Semua organisasi itu akan dilegitimasi oleh kegiatan-kegiatannya di lapangan yang menyentuh kepentingan orang banyak. Begitu pula yang saat ini dilakukan PMTI Sulsel mengakselerasi jalannya dengan aksi-aksi sosialnya. Kalau hanya nama saja tanpa kerja nyata untuk Sangtorayan untuk apa. Kita tidak perlu pengakuan tapi kerja dan kerja. Makanya kalau saya kalau kemudian ada wadah baru lagi ya monggo," jelas tokoh muda Toraja yang terbilang enerjik dan sarat ide ini. (rus)
