Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Silang Pendapat Soal PMTI Pasca Revisi AD/ART, Meruncing di WAG

Minggu, 11 September 2022 | September 11, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-09-11T10:09:48Z

Irjen Pol (P) Drs Frederik Kalalembang

PMTINEWS.com, Jakarta l Polemik seputar Revisi AD/ART pasca Mubes IV PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia) yang lalu, belum juga berakhir. Suasananya malah makin meruncing. Pasalnya, silang pendapat antar sesama elit Toraja, tampaknya sulit dibendung. Hal ini terlihat dari pesan atau chatingan dalam WA Group WARGA PMTI (SANGTORAYAN).


Slogan "Misa' Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate" yang berarti "Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh", tampaknya benar-benar diuji kesaktiannya. Semoga bukan hanya isapan jempol. Hal ini dipicu kontroversi seputar Revisi AD/ART melalui Notaris dan berujung terbitnya SK Kemenkumham. Berbagai komentar atau tanggapan muncul terkait hal ini. 


Salah satu, datang dari Mayjen TNI (P) DR Andarias Pong Bija, S.I.P, MM, M.Min, Mantan Staf Ahli Panglima TNI, seperti dirilis media ini sebelumnya. Pong Bija lebih mengedepankan persatuan dan kesatuan orang Toraja di manapun. Komentarnya ini kemudian mengundang perdebatan di WAG WARGA PMTI. Berawal dari respon positif dilontarkan Irjen Pol (P) Drs Frederik Kalalembang. 


Frederik Kalalembang (FK) adalah Ketua Pembina IKAT Jabodetabek. Dalam pesannya, Kamis, 8 Septemher 2022, Frederik menanggapi positif pandangan yang disampaikan Jenderal Purnawirawan Pong Bija. Pesan WA Irjen (P) Frederik Kalalembang menyatakan, "Kepada yang terhormat bapak/ ibu yang baik hati.... apa yang disampaikan bapak Pong Bija, saya sangat paham," demikian petikan bunyi pesannya.


Hal itu terjadi, tambah Frederik, karena adanya masalah di PMTI, yakni soal Revisi AD/ART di luar Mubeslub. Karena Ketua Umum terpilih di Mubes IV melalui pemilik suara, perwakilan masing-masing IKAT, IKT, KKT dan lainnya. "Apabila ada perubahan AD/ART harusnya lewat Mubeslub, itu aturan organisasi mudah-mudahan saya tidak salah," ujar Jenderal Purnawirawan yang dikenal supel ini. 


Frederik Kalalembang juga mengingatkan untuk tidak memakai aturan sendiri karena akan berakibat buruk pada diri sendiri. Ia mencontohkan, beberapa pejabat yang masuk penjara karena tuduhan korupsi. Yang bersangkutan mungkin saja tidak menerima uang sepeserpun tapi ia menandatangani kebijakan yang salah. "Jadi bukan karena terima atau tidak terima tapi karena ia tidak melaksanakan prosedur yang benar," jelasnya. 


Andaikata dari awal diadakan Mubeslub dengan agenda Revisi AD/ART terkait status keanggotaan PMTI berdasarkan pertimbangan logis, tidak ada masalah selama disepakati bersama pemilik suara yang hadir. Karena selama ini dikerjakan oleh tim dan notaris akibatnya seperti yang terjadi sekarang.


Ironis lagi, tim tidak pernah menjelaskan jika ada pertanyaan yang muncul. "Malah balik menyalahkan, kita kan anggota IKAT yang awalnya sebagai bagian dari PMTI, wajar saja kalau kita bertanya kenapa dalam SK Menkumham keanggotaan PMTI tidak ada lagi IKAT dan lainnya. Masalahnya karena di situ merubah diam-diam," beber mantan Deputi Kebijakan dan Strategi BAKAMLA RI ini. 


Seharusnya, kata Frederik Kalalembang, Tim Hukum dari PMTI menjelaskan sehingga masalah ini tidak menjadi bola liar, menyasar kemana-mana. Kondisi ini lalu mendorong Frederik Kalalembang dengan niat suci dan itikad baik ingin mengajak semua pihak terkait PMTI untuk duduk bersama membicarakan hal ini. "Ayo kita duduk bersama, saya yang undang pilih restoran atau hotel dimana, tolong saya dan teman-teman dijelaskan kenapa merubah AD/ART biar tidak jadi polemik sehingga kita tidak saling menyalahkan," ajaknya. 


Pither Singkali


Paparan Frederik Kalalembang ini ternyata mengundang reaksi Pither Singkali yang saat itu sedang terbaring di rumah sakit. "Yang terhormat, Frederik Kalalembang, saya Pither Singkali, memang tidak punya siapa-siapa dan tidak punya apa-apa, walau saya lagi di rumah sakit, saya merasa terganggu dengan sikap arogan dan terkesan merendahkan, saya juga tidak akan mundur dengan tekanan saudara, saya dulu diperintahkan Pak Ketua MS melayani tantangan anda," ucap Pither Singkali yang juga berprofesi sebagai pengacara. 


Pither Singkali mengaku tidak gentar. "Saya tidak takut dengan saudara, walaupun rakyat biasa, udah terbiasa berjuang dengan penuh resiko karena memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, saya juga pantang menjilat dengan siapapun," ketusnya tegas. 


Sikap antagonis Pither Singkali ini selanjutnya direspon kembali Frederik Kalalembang. "Selamat sore Pak Singkali, semoga cepat sembuh jangan terlalu banyak berpikir apalagi bukan urusan anda, dan saya pun tidak pernah sebutkan nama anda tapi kalau anda sebutkan nama saya berarti anda paham bahwa anda lah yang selama ini telepon-telepon orang dan marah-marah untuk apa juga telepon-telepon, diskusi saja di grup biar kita paham apa yang sebenarnya terjadi," tandas Frederik. 


Ia menyarankan kepada Pither Singkali untuk menjaga kesehatan agar bisa kuat dan dapat bertemu serta menjelaskan kepadanya apa yang salah agar tidak menjadi polemik. "Wah jangan berpikir terlalu banyak pak, banyak istirahat, kalau sudah sembuh saya senang sekali berdiskusi secara face to face, biar clear, tidak jadi polemik, apalagi anda bawa-bawa tentang pribadi saya," ungkap Frederik Kalalembang. (rus)

×
Berita Terbaru Update