PMTINEWS.com, Jakarta l Belum lama terbentuk, Ikatan Keluarga Toraja Nusantara, disingkat IKaTNus, langsung mengawali kiprahnya dengan melakukan sosialisasi ke publik. Sesuai namanya, membawa panji 'Nusantara', tepat sudah jika IKatNus sebagai Organisasi Sosial atau Ormas hadir di setiap relung dan sendi kehidupan kebangsaan Indonesia khususnya di internal Sangtorayan.
Ketua Umum IKaT Nusantara Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang (kiri) bersama Ibu, dan Kepala BNPT Komjen Pol DR. Boy Rafli Amar (kanan), juga bersama ibu, foto bareng. (dok.ist) |
Salah satu wujud nyata ditunjukkan IKaTNus adalah ketika digelar Pawai Budaya Nusantara bertema 'Bersatu Lebih Erat, Bersama Lebih Harmoni' dibuka Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Komjen Pol. DR. Boy Rafli Amar, MH, di halaman Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (6/11). Perempuan IKaTNus ikut terlibat.
Kepala BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Komjen Pol. DR Boy Rafli Amar, MH, saat memberi sambutan pada pembukaan acara Kebaya Goes to UNESCO, baru-baru ini. (dok.ist) |
Hadir dalam acara gerakan Kebaya Goes to UNESCO ini, Ketua Umum IKaT Nusantara Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang. Acara ini untuk melestarikan Budaya Nusantara dengan pakaian Kebaya dan Adat Nasional. Sekitar 7000-an komunitas perempuan dilibatkan. Sedang peserta paling banyak 115 komunitas. Angka ini mencapai rekor MURI.
DUA SEKAWAN: Ketua Umum IKaTNus Irjen Pol. (P) Drs. Frederik Kalalembang, MH (kanan), berfoto bersama Kepala BNPT Komjen Pol DR Boy Rafli Amar (kiri). (dok.ism |
Pesertanya datang dari Sabang sampai Merauke. Rustan Serawak dari PMTINews, berkesempatan wawancarai khusus Komjen Pol. Boy Rafli Amar, sesaat sebelum acara dimulai. Ditanya mengenai acara tersebut dalam rangka apa, mantan Kadiv Humas Polri ini menjawab, untuk menyambut Hari Pahlawan dan ini menurutnya bagian dari vaksin kebangsaan.
Piagam Penghargaan Rekor Dunia MURI. (dok.ist) |
"Vaksin kebangsaan dalam penguatan budaya, dalam penguatan Budaya Nusantara," jelas Jenderal Polisi lulusan Akpol tahun 1988 ini. Menurut Boy Rafli, dalam rangkaian acara ada rangkaian penguatan identitas nasional.
Sedang menyoal klaim sepihak negara tetangga Malaysia atas baju kebaya sebagai warisan budaya miliknya, menurut Anggota Watimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) Putri Kus Wardani, saat ditemui disela jalan santai, harus diluruskan. "Makanya kita harus lestarikan budaya dan adat pakaian kebaya adalah milik Indonesia," tegasnya.
, |
Wapimred PMTINEWS, Rustan Serawak, berfoto bersama Kepala BNPT Komjen Pol DR Boy Rafli Amar, pada acara Pawai Budaya Nusantara untuk gerakan Kebaya Goes to UNESCO. (dok.ist) |
Diketahui, Pawai Budaya dengan berjalan santai ini dimulai dari depan Gedung Sarinah hingga Bundaran HI dan memutar kembali dengan berpakaian kebaya. Sekitar 100 orang ibu yang tergabung dalam Perempuan IKaT Nusantara (PIN) disaksikan Ketum IKaTNus, Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang, turut dalam gerakan Kebaya Goes To UNESCO. Pengurus IKaTNus lainnya yang hadir adalah April Bulo, Marthin Dalipang, Anto Toding, Yuli Parantean, Ira Kiev Mantirri', Yulia Palebangan serta lainnya.
Tujuannya agar Kebaya ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia. Momen ini dimanfaatkan PIN pimpinan Christine Frederik Kalalembang. Mereka tidak ingin ketinggalan dan berusaha memperkenalkan budaya Toraja. "Pariwisata bisa maju di Toraja apabila kita lebih giat memperkenalkan budaya Toraja kepada dunia luar, agar para wisatawan mau mengenal dan datang ke Toraja," ungkap Irjen Pol. (P) Frederik Kalalembang. (rus)