Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengurus Inti PMTI Cabang Eropa Mundur, Ada Apa?

Jumat, 09 Desember 2022 | Desember 09, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-09T17:20:42Z

Surat Pengunduran Diri Pirade Champain. (dok.ist)

PMTINEWS.com, Jakarta l Paska pelantikan PMTI (Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia) Cabang Benua Eropa di Gedung Cinema Triskel, di Rennes, 26 Oktober 2022, tampaknya menyisakan banyak masalah. Akibatnya, Pengurus Inti PMTI Cabang Eropa secara kompak dan resmi menyatakan mundur dari kepengurusan. 


Mereka yang mundur, antara lain, Pirade Champain (Ketua), Rangga Bittoen Arruanlinggi (Sekretaris), dan Ria Tanduklangi (Bendahara). Ketiganya mundur dengan tanggal yang berbeda. Pirade 20 Nopember, Rangga 18 Nopember, dan Ria 22 Nopember 2022. Hal ini disampaikan mantan Ketua PMTI Eropa, Pirade Champain, lewat sambungan telepon seluler, baru-baru ini.


“Kami mengundurkan diri secara resmi dan surat pengunduran diri kami tujukan kepada Pengurus Pusat PMTI bidang Luar Negeri, Dewi Sartika Pasande dan tembusannya kepada Ketua Umum PMTI, Mayjen (Purn) TNI Yulius Selvanus Lumbaa dan saat ini tidak ada tanggapan,” tutur Pirade.


Lebih jauh, Pirade menceritakan, setelah pelantikan yang lalu, banyak masalah timbul. Para anggotanya yang ada di Benua Eropa bukannya tambah akrab dan kompak tetapi justru menimbulkan persoalan baru. Mereka saling memojokkan satu dengan yang lain. Karena tidak bisa diatasi, pihaknya, kata Pirade, kemudian memutuskan mundur secara resmi. 


"Awalnya memang kami bersemangat tapi akhirnya mulai muncul persoalan karena tidak ada keterbukaan satu dengan yang lain," ujar Pirade. Ia juga meluruskan berita yang beredar yang tidak benar sampai ke Indonesia khususnya di Toraja, disampaikan Pengurus Pusat PMTI Bidang Luar Negeri PMTI terkait acara pelantikan yang lalu. 


Berita itu menyebut bahwa setelah pelantikan dilanjutkan dengan pameran budaya yang berlangsung enam hari di Paris dengan dihadiri Dubes RI untuk Perancis. Dan ini dilansir sejumlah media lokal bahkan media asing. Berita ini, tegas Pirade, menyesatkan karena tidak pernah ada alias hoax. 


Surat Pengunduran Diri Rangga Bittoen Arruanlinggi. (dok.ist)

“Di sini kami mau meluruskan berita yang tidak benar dan menyesatkan ini, kasihan orang-orang Toraja mendapatkan informasi yang tidak benar, awalnya acara ini dalam rangka memperingati 10 tahun Asosiasi Afiddes & DIGO, dan acara pelantikan PMTI Cabang Benua Eropa dan Pertunjukan Budaya Indonesia, dilaksanakan sehari saja yaitu tanggal 26 Oktober 2022," ucap Pirade. 


Menurut Ade, panggilan akrab Pirade, Dubes RI untuk Perancis dan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, tidak hadir. "Dan acara pelantikan berlangsung di Rennes, 372 km dari Kota Paris, ditempuh dengan waktu sekitar 2 jam naik kereta dan di sini banyak yang tidak sesuai yang sebenarnya fakta yang terjadi, terlalu banyak bohongnya,” ketus Ade yang juga pemilik Asosiasi Afiddes & DIGO. Ade sudah 20 tahun lebih berdomisili di Perancis. 


“Saya mau bantah bahwa bukan PMTI yang melakukan pertunjukan Budaya tetapi Pertunjukan Budaya itu dalam rangka memperingati 10 Tahun Afiddes & DIGO, asosiasi yang bergerak di bidang sosial dan budaya ini, dan bahkan semua biaya baik itu sewa gedung maupun konsumsi pada saat itu, saya yang tanggung sendiri,” ungkap Ade. 


Perempuan asal Bangkelekila, Toraja Utara, yang bersuamikan warga Perancis ini, mengurai persoalan awal yang muncul. Ketika itu, Merda Mangajun, seorang dari pengurus pusat PMTI mau datang ke Perancis. "Dan telepon ke kami bahwa dia diundang oleh KBRI di Perancis, tetapi setelah kami cek di Kedubes RI di Perancis ternyata itu tidak benar dan akhirnya Merda Mangajun mengakui sengaja memang berbohong. Sangat menyakitkan, Merda Mangajun tidak segan-segan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas, kau itu bodoh, nanti kalian ini dievaluasi kepengurusannya di PMTI Cabang Benua Eropa, ini kan menyakitkan. Padahal, kedatangannya sudah membebani kami di sini termasuk biaya transportasinya kami yang tanggung dan tidak tahu diri, dia ke sini minta supaya pakai Afiddes & DIGO sebagai sponsor, kalau tidak kan dapat visa dan kelebihan bagasi kami yang harus bayarkan. Merda Mangajun dan Arman saat tiba, kami harus tanggung tiket kereta dari Bandara ke Rennes, karena kelebihan bagasi, Merda kami sarankan supaya ikutkan Belo Tarran ke Eropa, tapi ditolak mentah-mentah oleh Merda, akhirnya Arman yang dibawa, begitu pun waktu selesai pelantikan, Merda dan Arman pergi jalan-jalan ke Belanda minta lagi di bayarin tiket sehingga total pengeluaran yang dikeluarkan oleh Rangga, sekitar kurang lebih 500 Euro,” beber Ade dengan nada kesal. 


Ade menjelaskan, Merda dan Arman membawa barang-barang terdiri dari baju penari, gendang Toraja, nase dan barang dagangan milik Merda sendiri dengan total 45 kg. “Awalnya Merda Mangajun mengaku mendapat undangan dari KBRI Perancis, sangat berbohong dia, waktu saya klarifikasi ke KBRI ternyata tidak benar, akhirnya Merda mengaku memang sengaja berbohong, itu tidak benar, mencoreng bawa nama negara lagi, bisa beresiko fatal diproses hukum disini, bahkan membawa barang pribadi untuk dijual bukan milik asosiasi tanpa konfirmasi ke kami di Perancis dan dijual di Belanda, ini kategori penyelundupan barang gelap,” terang Ade 


Efek atas masalah yang timbul ini, rencana pembangunan Alang Toraja terancam batal. "Rencana pembuatan lumbung padi (Alang Toraja) di lokasi tanah kami, sebelumnya sudah dilakukan peletakan batu pertama oleh Ketua PMTI Mayjen (Purn) Yulius Selvanus Lumbaa dan Pengurus PMTI lainnya, rencana awalnya Pengurus Pusat PMTI bidang Luar Negeri, Dewi Sartika Pasande, menjanjikan akan memberikan bantuan dana, tetapi kami sudah putuskan untuk tidak usah melanjutkan pembangunan lumbung tersebut," tegasnya.


Surat Pengunduran Diri Ria Tanduklangi. (dok.ist)

Hal sama dilontarkan mantan Sekretaris PMTI Cabang Eropa, Rangga Bittoen Arruanlinggi. Ia mengaku mundur dengan berbagai pertimbangan. Selain itu, Rangga merasa aneh tidak pernah mendapati organisasi seperti ini. ”Terus terang kami merasa ditipu oleh Merda saat tiba bersama Arman di Perancis, disuruh beli tiket kereta dari Bandara ke Rennes, dan begitu juga waktu mau pergi ke Belanda katanya bayarin dulu tiketnya, nanti uangnya dititip sama Pirade Champain, ternyata tidak ada dan konyolnya lagi, waktu berada di Belanda dia telepon ke saya supaya dilakukan pemotretan di menara Eiffel. Katanya untuk tujuan promosi pariwisata mengenai Toraja nantinya," imbuhnya. 


Karena ditolak, kata Rangga, Merda marah kepadanya. "Makanya marah-marah kepada saya begini, gimana sih, kamu itu sebagai sekretaris itu tugasmu,” paparnya kesal. Merda lalu menyuruh Rangga untuk membiayai pengiriman baju Arman, untuk dipakai pemotretan di Menara Eiffel. Rangga juga mempertanyakan keberadaan Merda di kepengurusan PMTI. "Bukannya dia di bidang UMKM tapi kok mengurusi juga PMTI bidang Luar Negeri," cetus Rangga. (rus)

×
Berita Terbaru Update