Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jamu Makan Siang PMTINEWS, Alex Rantetoding Sorot Pariwisata Toraja

Sabtu, 08 April 2023 | April 08, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-04-10T05:46:17Z

Ketua Bidang Pariwisata IKATNUS, Alex Rantetoding, menjamu makan siang Pimpinan Redaksi PMTINEWS, Tommy Tiranda, bersama putranya, James Ayat Tiranda, di Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur (IBC), di Renon, Denpasar, Sabtu (8/4) sore. (dok.james)

PMTINEWS.com, Denpasar l Pariwisata Toraja khususnya Toraja Utara, harus diakui bagai mati suri. Tampaknya mati, tetapi sebenarnya tidak. Mati tak mau hidup pun segan. Begitulah gambaran pariwisata Toraja saat ini. Hal ini mendorong pelaku pariwisata di Bali, Alex Karangan Rantetoding, yang juga putra Toraja tak urung memberi komentar menyoroti hal ini. 


Pimpinan Redaksi PMTINEWS, Tommy Tiranda, berkesempatan menemui Alex Rantetoding yang juga Ketua Bidang Pariwisata IKATNUS (Ikatan Keluarga Toraja Nusantara) di Denpasar, Bali, Sabtu (8/4) sore kemarin. Bersama putra semata wayangnya, James Ayat Tiranda, Tommy dijamu makan siang Alex Rantetoding di Rumah Makan Ikan Bakar Cianjur (IBC) di Renon, Denpasar. 


Pertemuan 'bincang-bincang' ini berlangsung dalam suasana penuh keakraban disaksikan James, yang juga kru reporter, yang melaporkan langsung dari Denpasar. Dalam perbincangan tersebut, Alex banyak menyoroti tentang pariwisata Toraja dan pemimpin atau leader. Ia menilai Toraja khususnya Toraja Utara memiliki potensi jika dikelola dengan baik dan profesional. 


"Kalau kita pikir-pikir, alamnya ya, Toraja juga tidak kalahlah. Cuma maaf ya, Toraja orangnya tidak baik. Saya juga orang Toraja. Misalnya soal pamrih, mau melakukan sesuatu tapi ujung-ujungnya ada sesuatu atau feedback. Kalau orang Bali itu dia percaya karma. Kalau dia berbuat baik dia akan dapat baik, kalau bukan dia anaknya yang dapat," tuturnya. 


Bicara tentang pariwisata, Alex mengaku, banyak tahu. "Cuma kalau ngomong pariwisata, saya tahulah bagaimana Bali berkembang. Saya pernah ikut diskusi kalau tidak salah sebelum Covid-19. Di situ ada Pak Para'pak dan lainnya, yang hadir cuma Bupati Tana Toraja. Bupati Toraja Utara tidak hadir. Saya berharap yang hadir Kadis Pariwisata, Kadis Pendapatan Daerah," ucapnya. 


Padahal, tambah Alex, selain dua bupati juga stakeholder yang lain seperti para pelaku pariwisata, yakni hotel dan restauran serta guide (pemandu wisata), harus hadir, ternyata tidak. "Nah ini artinya apa, ya memang tidak ada perhatian, jangan berharap orang akan tertarik. Dan jujur Pak Tommy dari sini saya mau bilang bahwa Toraja itu bukan daerah pariwisata, karena apa, ada indikator utama untuk disebut sebagai tujuan pariwisata yang Toraja tidak miliki," jelasnya.


Alex Karangan Rantetoding

Alex mencontohkan, teman-temannya dari wisatawan mancanegara yang ada. "Contoh teman-teman saya yang bule-bule 20 sampai 30 tahun lalu inves tanah di Labuan Bajo dan di mana-mana, artinya apa, daya tarik alamnya kelihatan, bahwa suatu saat ini akan bagus. Pertanyaannya adakah orang melakukan hal yang sama di Toraja. Itu maksud saya daya tarik alamiahnya Toraja tidak punya," beber pria yang pernah bercita-cita ingin menjadi seorang diplomat ini. 


Karena Toraja punya potensi, maka Alex mempertanyakan Goodwill dari Pemda setempat. "Nah pertanyaannya bisa tidak itu dikreasi, diciptakan, tentu bisa. Kenapa?. Potensi kita itu ada untuk menjadikan daerah pariwisata. Goodwill ya itu harus ada dulu. Saya setuju Bobby Sangka bahwa Toraja tidak cukup dibangun dengan APBD. Perlu juga investor. Nah bagaimana menarik investor datang," terang Alex. 


Ia juga menyarankan agar dibentuk satu forum dimana didalamnya terdapat orang-orang yang berkompeten. "Bentuklah satu forum, didalamnya ada orang-orang ini, terus kalian bikin pertanyaan-pertanyaan apa sih masalah kalian di Toraja, itu jadi pertanyaan. Setelah itu kalian bikin yang bagus kalian ke Bali, ke Badung. Tapi tanya Badung tahun 1980. Tahun 80, bukan sekarang. Oke kita tarik ke atas lah, tahun 90an. Karena kalau dia mau pakai pembandingnya Bali sekarang tidak kena. Sudah tau kan di Bali viral sekali banyak turis yang bikin masalah. Itu program Bali sekarang. Problemnya Toraja itu bagaimana mendatangkan, mencari uang dari pariwisata. Sementara programnya Bali bagaimana membelanjakan uang itu. Pemda Badung terutama membelanjakan duitnya bingung," ungkap Alex.


Diketahui, dari data yang ada, PAD Badung dari sumber PAD Pajak Hotel dan Restauran, sebelum Covid-19, mencapai 3,9 Triliun. "Itu pun anggota DPRDnya masih teriak-teriak, bocor masih dimana-mana. Kalah Denpasar. Nah apa yang Pemda Badung lakukan tiap tahun waktu itu, di Bali ini kan ada 7 kabupaten 1 kota, masing-masing kabupaten itu dikasih 50 miliar. Itu masih kecillah, 7x5 350, baru 350 miliar. Terus dikasih juga ada sanggar-sanggar seni," pungkasnya. (james/rus)

×
Berita Terbaru Update