Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, di Acara Penutupan Sidang Raya PGI Ke-18 di Toraja Utara, Rabu, 13 Nopember 2024. (dok.maman) |
PMTINEWS.com, Makassar l Sidang Raya PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) akhirnya berakhir dan ditutup Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, di Aula Kampus II UKI Toraja, Kecamatan Tallunglipu, Toraja Utara, Sulsel, Rabu, 13 Nopember 2024, dengan tema, “Hiduplah Sebagai Terang Yang Membuahkan Kebaikan dan Kebenaran. (Efesus) 5: 8b-9”.
Hadir dalam acara penutupan sidang raya ini, jajaran Forkopimda, Pj Gubernur Sulsel, Pj Bupati Toraja Utara, Ketua Umum PGI, dan undangan lainnya. Dalam sambutan penutupan, Wapres Gibran pertama-tama meminta maaf atas keterlambatannya tiba di Toraja. Karena pada saat tiba di Bandara Buntu Kunik Mengkendek, Gibran langsung ke lokasi Penutupan Sidang Raya Ke-18. Selama di jalan ke lokasi Gibran menyapa masyarakat di tepi jalan. Ia turun dari mobil membagi sembako berupa susu dan beberapa sembako lainnya.
"Mohon maaf kepada semua hadirin dan kepada Bapak Pendeta saya terlambat. Bapak Ibu yang saya hormati mohon maaf juga saya tidak bisa lama-lama karena saya harus melanjutkan perjalanan ke Nusa Tenggara Timur berhubung ada saudara-saudara kita disana yang kena musibah Gunung Erupsi. Jadi setelah dari sini kami ke Makassar langsung ke NTT untuk meninjau lokasi-lokasi yang kena musibah,” ucap Wapres.
Gibran mengucapkan selamat kepada Pendeta Jacklevyn Fritz Manuputty atau yang akrab disapa Jacky Manuputty yang telah terpilih sebagai Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) periode 2024-2029 menggantikan Gomar Gultom. “Untuk itu, dengan Ketua Umum yang baru semua makin bersinergi mulai dari visi misi dan program pemerintah terutama untuk mengatasi toleransi antar umat beragama,” pesannya.
Wapres Gibran Rakabuming, menutup acara Sidang Raya PGI Ke-18. (dok.maman) |
Ia mencontohkan ketika dirinya menjabat Walikota Solo, pernah viral salah satu sekolah terpaksa harus ditutup. Gibran selaku Walikota menutup sekolah itu karena ada seorang dari siswanya membongkar makam yang dihiasi ornamen umat Kristen. Ini terjadi karena tidak adanya toleransi umat beragama.
“Padahal Walikota sebelumnya, nggak ada yang protes, tapi setelah saya menjabat walikota Solo setiap hari saya diprotes terus malah dibilangin Kota Solo ini adalah kota Tiongkok dan antek-antek singa. Tapi saya ingin terus lurus dan saya memfasilitasi semua acara agama dan budaya. Intinya tidak ada yang diprioritaskan semua perlakuannya sama,” jelas Gibran.
Putra Sulung Presiden RI Ke-7 Joko Widodo ini berharap, semua masyarakat Toraja tetap menjaga toleransi antar umat beragama. Ini penting untuk menjaga persatuan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (matius)