Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Rencana Mendadak Pindahkan Pasar Subuh Pangli, Resahkan Pedagang dan Warga Lokal

Kamis, 26 Desember 2024 | Desember 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-26T21:29:40Z

Suasana Pasar Subuh Pangli, tampak barang jualan dan para pedagang serta penanggungjawab pasar. (dok.maman) 

PMTINEWS.com, Toraja Utara l Para pedagang di Pasar Subuh Kelurahan Pangli, Kecamatan Sesean, dan warga masyarakat lokal, dikejutkan oleh keputusan pemindahan pasar yang diumumkan secara mendadak, Kamis, 26 Desember 2024. Keputusan relokasi ini diambil tanpa sosialisasi dan konfirmasi atau musyawarah dengan pihak penanggung jawab pasar, sehingga memicu keresahan di kalangan pedagang dan masyarakat setempat. 


Menurut laporan yang dihimpun PMTINEWS, rencana relokasi pasar ini diumumkan tanpa penjelasan rinci terkait alasan dan manfaatnya. Salah satu penanggungjawab pasar, Rusli, mengatakan, dirinya belum menerima informasi resmi mengenai keputusan tersebut. “Sampai sekarang, kami belum diberi tahu kapan dan kemana pasar ini akan dipindahkan apalagi alasannya. Padahal, kami sebagai pengelola seharusnya dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan seperti ini,” ungkapnya. 


Keluhan sama juga disampaikan beberapa dari pedagang. Mereka kwatir pemindahan mendadak ini berdampak negatif pada pendapatan mereka, terutama jika lokasi baru tidak strategis. “Pasar ini sudah menjadi tempat kami mencari nafkah bertahun-tahun. Kalau dipindahkan tanpa persiapan, kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada usaha kami,” ujar salah satu pedagang. 


Selain itu, warga sekitar pasar menyatakan keberatan atas keputusan ini. Pasar Subuh Kelurahan Pangli bukan hanya menjadi pusat ekonomi, tetapi juga menjadi tempat interaksi sosial yang penting bagi masyarakat. 


Salah satu tokoh masyarakat setempat, Martinus Tangke Allo, juga menyuarakan keberatannya. “Keputusan sebesar ini tidak bisa diambil sepihak. Harus ada musyawarah yang melibatkan semua pihak agar rakyat kecil tidak dirugikan,” tegasnya. Rusli, bersama warga lainnya seperti Martinus Tangke Allo dan Agustinus Pangadongan, berharap adanya dialog terbuka antara pemerintah, pengelola pasar, dan pedagang. 


Selain itu, mereka juga menekankan agar pemerintah setempat, termasuk camat, lurah, dan kepala lingkungan, turut mengambil peran aktif untuk memberikan penjelasan dan konfirmasi kepada masyarakat. Mereka mengharapkan para pemimpin di wilayah tersebut dapat menjadi jembatan komunikasi antara warga dan pemerintah daerah, sehingga solusi yang adil dan transparan dapat dicapai. 


Hingga berita ini diturunkan, pemerintah daerah belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan pemindahan maupun mekanisme pelaksanaannya. Berita ini akan terus diperbarui seiring perkembangan terbaru dari pihak terkait. (*/matius) 


×
Berita Terbaru Update